Ilmu ekonomi makro mempelajari
masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut:
a.
Sejauh mana berbagai sumber daya
telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah
dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada
sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under
employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja
penuh.
b.
Sejauh mana perekonomian dalam
keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang
cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya
terjadi deflasi.
Sejauh mana perekonomian mengalami
pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang
membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan
terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung
memburuk.
Masalah Utama Ekonomi Makro dan Instrumen Kebijakan.
Masalah Utama Ekonomi Makro dan Instrumen Kebijakan.
Untuk mengamati lebih jelas perhatikan
tabel sebagai berikut:
Masalah Utama (Goal of ME) Policy
Instruments
1.
Output (GDP) Kebijakan moneter
2.
Employment Kebijakan fiskal
3.
Price level stability Kebijakan
moneter
Sumber: Samuelson, 2002:416
Permasalahan Kebijakan Ekonomi
Makro;
a.
Masalah jangka pendek atau masalah
stabilisasi. Meliputi; Inflasi, pengangguran dan ketimpangan neraca pembayaran.
b.
Masalah jangka panjang atau masalah
pertumbuhan. Meliputi; pertumbuhan ekonomi, dan pertambahan kapasitas produksi
A.
ANALISIS JANGKA PENDEK
(STABILISASI)
Masalah jangka pendek atau masalah
stabilisasi. Meliputi; Inflasi, pengangguran dan ketimpangan neraca pembayaran.
1.
INFLASI
Sebab-sebab timbulnya inflasi:
A. Pandangan
Keynes
a.
Jumlah uang beredar (MS→Money
Supply) hanyalah salah satu faktor penentu tingkat harga.
b.
Dalam jangka pendek Agregate Demand
(C→Cost, I→Investation, G→Government) dan pajak (T→tax) juga mempengaruhi
inflasi.
B. Pandangan
Aliran Ekspektasi Rasional dan Ekonomi sisi Penawaran.
a.
Inflasi merupakan fenomena moneter
dan Jumlah Uang Beredar merupakan kunci untuk mencapai stabilitas harga.
b.
Ekonomi sisi penawaran; inflasi
sebagai fenomena moneter, pembatasan moneter untuk mengurangi inflasi, juga
penurunan tarif pajak sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan laju
pertumbuhan penawaran agregat sehingga tingkat inflasi dapat dikurangi.
C. Pandangan
Kaum Strukturalis
a.
Disebabkan adanya kendala atau
kekakuan struktural :
b.
Kendala penawaran bahan pangan yang
bersifat inelastis.
c.
Kendala devisa.
d.
Kendala fiskal.
e.
Inflasi merupakan suatu yang
inherent di dalam proses pembangunan ekonomi itu sendiri.
Jenis Inflasi
1.
Inflasi tarikan permintaan
(demand-pullinflation)/inflasi sisi permintaan (demand-side inflation)/inflasi
karena guncangan permintaan (demand-shockinflation). Yaitu inflasi yang
disebabkan sebagai akibat dari adanya kenaikan permintaan agregat (AD) yang
terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran atau produksi agregat.
2.
Inflasi dorongan biaya
(Cost-pushinflation)/inflasi sisi penawaran (supply side inflation)/inflasi karena guncangan penawaran (supply-shock inflation). Yaitu:
a.
Inflasi yang terjadi sebagai akibat
dari adanya kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan
produktivitas dan efisiensi, yang menyebabkan perusahaan mengurangi supply
barang dan jasa mereka ke pasar.
b.
Inflasi yang terjadi sebagai akibat
dari adanya restriksi terhadap penawaran dari satu atau lebih sumberdaya.
c.
Inflasi yang terjadi apabila harga
dari satu atau lebih sumber daya mengalami kenaikan atau dinaikkan.
3.
Inflasi struktural (structural
inflation). Yaitu inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya berbagai
kendala atau kekauan strural yang menyebabkan penawaran didalam perekonomian
menjadi kurang atau tidak responsif terhadap permintaan yang meningkat
Jenis-jenis Inflasi dilihat dari
tingkat keparahannya yaitu:
1.
Inflasi sedang (moderate inflation)
yaitu inflasi yang ditandai dengan harga-harga yang meningkat lambat, dan tidak
terlalu menimbulkan distorsi pada pendapatan dan harga relatif;
2.
Inflasi ganas (galloping inflation)
yaitu inflasi yang mencapai antara dua atau tiga digit.
3.
Hiperinflasi (hyperinflation) adalah
tingkat inflasi yang sangat parah, bisa mencapai ribuan bahkan milyar persen
per tahun, merupakan jenis inflasi yang mematikan.
Dampak Inflasi
Efek redistribusi dari inflasi
adalah:
a.
Inflasi akan menurunkan pendapatan
riil orang yang berpendapatan tetap,
b.
Inflasi akan mengurangi nilai
kekayaan yang berbentuk uang,
c.
Memperburuk pembagian kekayaan,
d.
Penurunan dalam efisiensi ekonomi,
e.
Perubahan-perubahan di dalam output
dan kesempatan kerja,
f.
Menciptakan lingkungan yang tidak
stabil,
g.
Inflasi cenderung memperendah
tingkat bunga riil, menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan di pasar modal,
Pengalaman menunjukkan inflasi yang
tidak stabil mengakibatkan masyarakat kesulitan dalam berkonsumsi,
berinvestasi, dan berproduksi. Akibat selanjutnya ‘menurunkan pertumbuhan
ekonomi’. Jika tingkat inflasi dalam negeri lebih tinggi dari negara lain,
dampaknya: Tingkat suku bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif dan
memberikan tekanan pada nilai mata uang dalam negeri.
2.
PENGANGGURAN
Ketenagakerjaan di Indonesia
merupakan masalah klasik. Di satu sisi kelebihan angkatan kerja dan di sisi
lain kesulitan mencari tenaga kerja yang trampil dan produktif. Pengangguran
menjadi beban tenaga kerja produktif. Bila tingkat ketergantungan semakin besar
akan berdampak persoalan sosial, politik, dan meningkatnya kriminalitas.
Tingkat produksi menurun, pertumbuhan ekonomi melambat dan tingkat
kesejahteraan masyarakat turun.
Masalah pengangguran timbul karena
terjadinya ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dan kesempatan kerja yang
tersedia. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah melakukan pelatihan bagi
tenaga kerja sehingga tenaga kerja memeiliki keahlian sesuai dengan lapangan
kerja yang tersedia, pembukaan investasi baru, terutama yang bersifat padat
karya, pemberian informasi yang cepat mengenai lapangan kerja
Pengangguran suatu permasalahan yang
terjadi pada setiap negara terutama negara – negara yang sedang berkembang.
Yang dimaksudkan adalah bagaimana setiap lowongan pekerjaan tersebut dapat
terisi oleh pencari kerja yang sesuai dengan tingkat keahlian dan kebutuhan
kerja tersebut. Faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan
pengeluaran agregat.
Sebab-sebab pengangguran:
1.
Menganggur karena ingin mencari
kerja lain yang lebih baik.
2.
Pengusaha menggunakan peralatan
produksi modern yang mengurangi penggunaan tenaga kerja.
3.
Ketidaksesuaian diantara
keterampilan pekerja yang sebenarnya dengan keterampilan yang diperlukan dalam
industri-industri.
Jenis-jenis Pengangguran
Jenis Pengangguran Berdasarkan
kepada sumber / penyebab yang mewujudkan pengangguran tersebut, yaitu terdiri
dari:
a.
Pengangguran normal atau friksional
b.
Pengangguran siklikal
c.
Pengangguran struktural
d.
Pengangguran teknologi
Berdasarkan kepada ciri pengangguran
yang wujud, yaitu terdiri dari:
1.
Pengangguran terbuka
2.
Pengangguran tersembunyi
3.
Pengangguran musiman
4.
Setengah menganggur
Dampak Pengangguran.
1. Bagi
perekonomian.
a.
Masyarakat tidak dapat memaksimumkan
tingkat kesejahteraan yang mungkin dicapainya.
b.
Pendapatan pajak pemerintah
berkurang.
c.
Menghambat pertumbuhan ekonomi.
2. Terhadap
Individu dan Masyarakat.
a.
Kehilangan mata pencaharian dan
pendapatan.
b.
Kehilangan atau berkurangnya
keterampilan.
c.
Menimbulkan ketidak-stabilan sosial
dan politik
3. KEMISKINAN
Untuk memahami lebih jauh persoalan
kemiskinan ada baiknya memunculkan beberapa kosakata standar dalam kajian
kemiskinan (Friedmann, 1992: 89) sebagai berikut:
a.
Poverty line
(garis kemiskinan). Yaitu tingkat konsumsi rumah tangga minimum yang dapat
diterima secara sosial.
b.
Absolute and relative poverty (kemiskinan absolut dan relatif). Yaitu kemiskinan yang
jatuh dibawah standar konsumsi minimum dan karenanya tergantung pada kebaikan.
Sedangkan relatif adalah kemiskinan yang eksis di atas garis kemiskinan absolut
yang sering dianggap sebagai kesenjangan antara kelompok miskin dan kelompok
non miskin berdasarkan income relatif.
c.
Deserving poor
adalah kaum miskin yang mau peduli dengan harapan orang-orang non-miskin,
bersih, bertanggungjawab, mau menerima pekerjaan apa saja demi memperoleh upah
yang ditawarkan.
d.
Target population,
populasi sasaran adalah kelompok orang tertentu yang dijadikan sebagai objek
dan kebijakan serta program pemerintah. Mereka dapat berupa rumah tangga yang
dikepalai perempuan, anak-anak, buruh tani yang tak punya lahan, petani
tradisional kecil, korban perang dan wabah, serta penghuni kampung kumuh
perkotaan.
Faktor Penyebab Kemiskinan
Secara sosio ekonomis, terdapat dua
bentuk kemiskinan, yaitu:
a.
Kemiskinan absolut adalah suatu
kemiskinan di mana orang-orang miskin memiliki tingkat pendapatan dibawah garis
kemiskinan, atau jumlah pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidup minimum, kebutuhan hidup minimum antara lain diukur dengan kebutuhan
pangan, sandang, kesehatan, perumahan dan pendidikan, kalori, GNP per kapita,
pengeluaran konsumsi dan lain-lain.
b.
Kemiskinan relatif adalah kemiskinan
yang dilihat berdasarkan perbandingan antara suatu tingkat pendapatan dengan
tingkat pendapatan lainnya. Contohnya, seseorang yang tergolong kaya (mampu)
pada masyarakat desa tertentu bisa jadi yang termiskin pada masyarakat desa
yang lain.
Di samping itu terdapat juga
bentuk-bentuk kemiskinan yang sekaligus menjadi faktor penyebab kemiskinan
(asal mula kemiskinan). Ia terdiri dari:
1.
Kemiskinan natural adalah keadaan
miskin karena dari awalnya memang miskin. Kelompok masyarakat tersebut menjadi
miskin karena tidak memiliki sumberdaya yang memadai baik sumberdaya alam,
sumberdaya manusia maupun sumberdaya pembangunan, atau kalaupun mereka ikut
serta dalam pembangunan, mereka hanya mendapat imbalan pendapatan yang rendah.
Menurut Baswir (1997: 21) kemiskinan natural adalah kemiskinan yang disebabkan
oleh faktor-faktor alamiah seperti karena cacat, sakit, usia lanjut atau karena
bencana alam.
2.
Kemiskinan kuktural mengacu pada
sikap hidup seseorang atau kelompok masyarakat yang disebabkan oleh gaya hidup,
kebiasaan hidup dan budaya di mana mereka merasa hidup berkecukupan dan tidak
merasa kekurangan. Kelompok masyarakat seperti ini tidak mudah untuk diajak
berpartisipasi dalam pembangunan, tidak mau berusaha untuk memperbaiki dan
merubah tingkat kehidupannya. Akibatnya tingkat pendapatan mereka rendah
menurut ukuran yang dipakai secara umum.
3.
Kemiskinan struktural adalah
kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor buatan manusia seperti kebijakan
ekonomi yang tidak adil, distribusi aset produksi yang tidak merata, korupsi
dan kolusi serta tatanan ekonomi dunia yang cenderung menguntungkan kelompok
masyarakat tertentu. Selanjutnya Sumodiningrat (1998: 27) mengatakan bahwa
munculnya kemiskinan struktural disebabkan karena berupaya menanggulangi
kemiskinan natural, yaitu dengan direncanakan bermacam-macam program dan
kebijakan.
3. KETIMPANGAN
NERACA PEMBAYARAN
Neraca pembayaran yang timpang
disebabkan adanya kesenjangan antara jumlah perolehan negara dari ekspor dan
pembayaran untuk impor. Jika kondisi volume impor lebih besar (defisit)
mengakibatkan devisa menurun sehingga nilai mata uang lokal akan jatuh. Jika
Kondisi volume ekspor lebih besar (surplus) mengakibatkan nilai uang menguat
terhadap luar negeri sehingga akan berdampak makin naiknya impor (ekspor
relatif turun). Untuk itu maka Neraca Pembayaran harus terkondisi seimbang
dengan demikian apabila terjadi surplus, ada kekuatan ekonomi yang dapat
mengendalikan impor dan mempertahankan ekspor.
Faktor-faktor yang tidak berubah
dalam analisa ekonomi jangka pendek:
1.
Kapasitas total perekonomian;
2.
Jumlah penduduk dan angkatan kerja;
3.
Lembaga-lembaga sosial, politik dan
ekonomi.
Beberapa kebijakan ekonomi jangka pendek,
antara lain:
1.
Menambah jumlah uang beredar,
2.
Menurunkan bunga kredit bank,
3.
Menetapkan pajak impor,
4.
Menurunkan pajak pendapatan,
5.
Menambah pengeluaran pemerintah,
6.
Mengeluarkan obligasi negara, dsb
B. ANALISIS JANGKA PANJANG (PERTUMBUHAN)
Untuk menganalisis perilaku
perekonomian jangka panjang, perhatian terfokus pada output trend atau output
potensial. Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan. Meliputi;
pertumbuhan ekonomi, dan pertambahan kapasitas produksi.
PERTUMBUHAN EKONOMI dan PENINGKATAN
KAPASITAS PRODUKSI
Perkembangan kemampuan memproduksi
barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya
tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama
besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari
pertambahan produksi yang sebenarnya. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi
dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah
pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah ekonomi makro dalam jangka
panjang.
Dari satu periode ke periode lainnya
kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat.
Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi yang akan
selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan
menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan berkembang. Disamping
itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk dan pengalaman
kerja dan pendidikan menambah keterampilan.
Masalah pertumbuhan ekonomi mencakup
sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut
disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi
dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila
yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
Berarti perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam
masyarakat bertumbuh dan kemakmuran masyarakat yang meningkat.
Perkembangan kemampuan memproduksi
barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya
tidak selalu diikuti pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya.
Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan ekonomi
yang sebenarnya.
0 komentar:
Posting Komentar